24 Desember 2013

PEREMPUAN (MAKHLUK TERINDAH CIPTAAN TUHAN)

Seorang anak laki-laki kecil bertanya kepada ibunya, "Mengapa engkau menangis?"
"Karena aku seorang wanita", kata sang ibu kepadanya.
"Aku tidak mengerti", kata anak itu.
Ibunya hanya memeluknya dan berkata, "Dan kau tak akan pernah mengerti"
Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya, "Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?"
"Semua wanita menangis tanpa alasan", hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya.
Anak laki-laki kecil itu pun lalu tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa, tetap ingin tahu mengapa wanita menangis.
Akhirnya ia menghubungi Tuhan, dan ia bertanya, "Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis?"
Tuhan berkata:
"Ketika AKU menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. AKU membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia, namun harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan."
"AKU memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya."
"AKU memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh."
"AKU memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya."
"AKU memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya."
"AKU memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti istrinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu."
"Dan akhirnya, AKU memberinya air mata untuk diteteskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan."
"Kau tahu, kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, sosok yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya."
"Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu
hatinya - tempat dimana cinta itu ada."

(Kahlil Gibran)


Perempuan Diciptakan dari Tulang Rusuk Laki-Laki
Telah disebutkan dan dijelaskan, bahwa perempuan diciptakan dari tulung rusuk laki-laki. Mengapa harus tulang rusuk dan bukan tulang-tulang yang lain atau anggota tubuh lainnya? Ini jawabannya.
Letak tulang rusuk itu dekat dengan hati, dan secara fisik tulang rusuk berada di tengah-tengah tubuh, dekat dengan lengan. Jadi kehadiran perempuan adalah untuk disayangi dan tempatnya berada di sisi laki-laki untuk dilindungi. Perempuan tidak diciptakan dari kepala laki-laki, agar tidak menginjak-injak dan tidak diciptakan dari kaki laki-laki, agar tidak diinjak-injak. Diciptakan dari tulang rusuk adalah yang paling tepat, dengan begitu kehadirannya mampu menyempurnakan kehidupan laki-laki, karena tulang rusuk laki-laki yang tadinya kosong sudah terisi dan lengkap.

“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan sungguh bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah yang paling atasnya. Bila engkau ingin meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau ingin bersenang-senang dengannya, engkau bisa bersenang-senang namun padanya ada kebengkokan.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)

Jadi sesungguhnya dalam setiap tubuh laki-laki yang terlahir ke dunia itu tidaklah ‘sempurna’, karena belum lengkap tulang rusuknya. Dalam perjalanan hidupnya, laki-laki harus mencari pasangan tulang rusuknya agar tubuhnya menjadi ‘utuh’. Dan perempuan yang menjadi jodohnya itulah yang akan menggenapi tulang rusuknya.


Semua Perempuan itu Cantik
“Seorang wanita telah dilengkapi oleh Tuhan dengan keindahan jiwa dan raga adalah suatu kebenaran, yang sekaligus nyata dan maya, yang hanya bisa kita pahami dengan cinta kasih, dan hanya bisa kita sentuh dengan kebajikan.” (Kahlil Gibran)

Setiap perempuan yang terlahir di dunia itu cantik. Tidak ada perempuan yang jelek. Karena sudah menjadi takdirnya bahwa perempuan itu cantik. Lalu bagaimana dengan perempuan yang parasnya tidak ayu? Apakah dia tetap dibilang cantik? Iya, dia tetap cantik. Karena kecantikan seorang perempuan bukan semata-mata pada wajahnya yang rupawan.
Perempuan memiliki aura yang berbeda dari laki-laki. Perempuan itu lembut, anggun, dan menarik. Sejatinya kecantikan perempuan bukan terletak pada fisiknya, tapi pada hati dan kepribadiannya yang kemudian disebut dengan “inner beauty”. Kecantikan dari dalam diri yang terpancar keluar melalui perilakunya yang santun,  tutur katanya yang halus, pikirannya yang positif, dan hatinya yang tulus itulah yang disebut sebagai kecantikan perempuan.
Bagi sebagian besar orang, wajah rupawan, tubuh tinggi langsing, kulit putih, dan rambut lurus panjang adalah tolok ukur perempuan cantik. Itu penilaian yang tidak salah. Setiap perempuan pasti mendambakan postur yang ideal seperti itu. Bahkan tidak jarang, mereka rela menyakiti diri sendiri dan mengeluarkan banyak biaya untuk mendapatkan tubuh yang sempurna. Tapi kenyataannya itu hanyalah cantik secara fisik. Kecantikan yang pada akhirnya akan memudar karena termakan usia. Kecantikan sementara yang dihasilkan dari produk kecantikan dan peralatan medis.
Berbeda dengan inner beauty, kecantikan alami dari dalam diri yang terpancar keluar. Kecantikan yang seperti itu yang tidak akan pernah sirna dengan bertambahnya usia. Justru kecantikan itu akan semakin keluar jika kita mampu menjaga dan mengasahnya dengan baik. Karena kepribadian yang baik adalah kecantikan yang sebenarnya.
Bagi para makhluk terindah ciptaan Tuhan, bagaimanapun bentuk tubuh anda jangan pernah mengeluh dan menyesalinya. Buang jauh-jauh rasa iri kepada perempuan lain yang anda anggap memiliki fisik ideal. Syukuri semua yang ada dalam diri anda. Apa yang telah diberikan oleh Tuhan, itulah yang terbaik. Sebaik-baiknya hasil karya buatan manusia, tidak ada yang mampu menandingi Maha Karya dari ciptaan Tuhan.
Lebih baik kita menjaga dan merawat apa yang sudah ada dalam diri kita dengan baik. Jangan pernah membangun keinginan untuk merubahnya. Saya dan juga anda, kita semua adalah perempuan yang cantik. Keanekaragaman bentuk tubuh kita adalah kecantikan yang menjadi ciri khas dari diri kita masing-masing. Dan lebih dari itu, inner beauty yang ada dalam diri kita adalah yang paling penting. Itulah kecantikan kita yang sesungguhnya sebagai perempuan.


Perempuan itu Bukan Boneka, Bukan juga Hiasan
Perempuan…
Bukan boneka barbie
Yang dipeluk dan disayang
Tapi kemudian dibuang jika sudah bosan

Bukan
hiasan dindingYang dipandangi dan dikagumi
Namun kemudian disingkirkan jika dianggap tidak menarik lagi

Bukan barang pelengkap
Yang dipakai
saat dibutuhkanLalu kemudian dijadikan rongsokan jika sudah ada yang baru

Bukan pula budak nafsu
Yang di
belai dan dikecup
Lantas kemudian ditinggalkan bagaikan sampah
Perempuan adalah makhluk indah ciptaan Tuhan yang dimuliakan
Punya perasaan, angan, dan harapan
Hatinya lembut seperti sutera, tubuhnya lemah tak sekokoh baja
Yang dibutuhkannya adalah tempat berlindung
Untuk menjaganya dan memberinya rasa aman

PERANAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DAN KELUARGA

Kedudukan Dalam Masyarakat
Perempuan merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang mempunyai daya tarik memikat serta penuh dengan misteri bagi lawan jenisnya. Keindahan tubuh dan rohaninya merupakan bagian yang mampu menarik hati dan menggoda iman kaum laki-laki. Sehingga tidak heran jika kaum laki-laki akan rela mengorbankan apa saja agar mampu menikmati dan memiliki keindahan tubuh seorang perempuan.
Namun tidak semua perempuan hanya menjadi objek dalam kehidupan di dunia, diantara mereka terdapat perempuan-perempuan yang justru menjadi pembangkit semangat bagi kemajuan kehidupan di dunia. Perempuan adalah bagian dari masyarakat yang berhubungan sangat erat dengan masalah kesejahteraan masyarakat. Dalam keadaan krisis perekonomian, perempuanlah yang paling merasakan akibat dari krisis tersebut. Akan tetapi, dalam keadaan yang kritis, seringkali perempuan lebih mempunyai inisiatif, bangkit, dan menggerakkan masyarakat sekitarnya untuk memperbaiki kondisi.
Dalam pandangan Gus Dur, peran dan posisi perjuangan perempuan adalah bersifat menyeluruh, sederhana, namun kompleks. Menyeluruh karena semua perempuan dapat memainkan peran dan posisi perjuangan masing-masing, sesuai dengan posisi dan batas kemampuannya. Apakah perempuan itu sebagai ibu, sebagai istri, tokoh, artis, pengusaha, semua bisa memainkan perannya dalam perjuangan. Dikatakan “sederhana” karena peran dan posisi perjuangan ini dimulai dari diri sendiri, rumah tangga, teman sepergaulan, setahap demi setahap sehingga mencapai lingkaran perjuangan yang lebih luas. Dan dikatakan “kompleks” karena peran dan posisi perjuangan yang semakin ini tetap harus mengadopsi wilayah bawahnya, yakni diri sendiri, rumah tangga, dan seterusnya, sehingga meskipun perempuan telah memainkan peran dan posisi tinggi dalam perjuangan, ia tetap harus melakukan peran dan posisinya pada diri sendiri, rumah tangga dan seterusnya sampai ke atas.
Pada zaman dimana Nabi Muhammad SAW masih hidup, perempuan mendapatkan kebebasan untuk ikut berperan dalam masyarakat. Siti Aisyah adalah salah satu contoh perempuan yang diakui kepandaiannya dalam masalah agama, Beliau termasuk golongan orang yang banyak meriwayatkan Hadist dari Rasulullah SAW. Kiprahnya Beliau di tengah masyarakat tidak diragukan lagi. Beliau sering kali ikut keluar Madinah untuk berbagai operasi peperangan.
Dan sepeninggal Rasulullah SAW, Siti Aisyah adalah guru dari para sahabat yang mampu memberikan penjelasan dan keterangan tentang ajaran Islam. Bahkan Beliau pun tidak mau ketinggalan utuk ikut dalam peperangan. Sehingga perang itu disebut dengan perang unta (jamal), karena saat itu Beliau naik seekor unta.

ISLAM MEMULIAKAN PEREMPUAN

“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa  dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah  adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujurat:13)

Sesungguhnya perempuan memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam dan pengaruh yang besar dalam kehidupan. Dia akan menjadi tahapan pertama dalam membangun masyarakat yang beradab, selama dirinya melangkah sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Karena berpedoman pada keduanya akan menjauhkan setiap manusia dari kesesatan dalam segala hal.
Ajaran Islam memberikan kedudukan dan penghormatan yang tinggi kepada perempuan dalam hukum maupun masyarakat. Jika dalam kenyataannya kedudukan perempuan tidak seperti yang diajarkan dalam ajaran Islam, maka itu soal lain. Mengapa begitu? Karena perbedaan struktur, adat, kebiasaan, dan budaya masyarakat memberikan pengaruh yang besar. Beberapa bukti yang menguatkan dalil bahwa ajaran Islam memberikan kedudukan tinggi kepada perempuan dapat dilihat pada banyaknya ayat Al-Quran yang berkenaan dengan perempuan. Salah satunya yaitu surat An-Nisa, yang artinya ‘Perempuan’. Selain Al-Qur’an, terdapat puluhan Hadist (sunnah) Nabi Muhammad SAW yang membicarakan tentang kedudukan perempuan dalam hukum dan masyarakat.
Dalam catatan sejarah, ajaran Islam telah mengangkat derajat perempuan sama dengan laki-laki dalam masalah hukum waris, yaitu memberikan hak dan kedudukan sama sebagai ahli waris dari orangtua atau keluarga dekatnya. Hukum Islam juga memberikan hak kepada perempuan untuk memiliki sesuatu (harta) atas namanya sendiri. Padahal ketika itu kedudukan perempuan rendah sekali, bahkan dalam masyarakat Arab yang bercorak patrilineal sebelum datangnya Islam, perempuan mempunyai banyak kewajiban tetapi hampir tidak mempunyai hak.
Perempuan semata-mata dijadikan sebagai barang. Saat masih muda dia adalah harta orang tuanya dan setelah menikah dia adalah harta suaminya yang sewaktu-waktu bisa diceraikan jika sudah bosan atau dimadu jika ingin menambah hartaya. Fisiknya yang lemah, membuat perempuan sering dianggap tidak berguna karena dia tidak dapat berperang mempertahankan kehormatan. Pandangan ini tentu saja merendahkan derajat perempuan dalam masyarakat. Kedudukan perempuan yang rendah itulah, kemudian menjadi salah satu hal yang diperangi dan ditinggalkan oleh ajaran Islam.

Almarhum Mahmud Syaltut, mantan Syaikh (pemimpin tertinggi) lembaga-lembaga Al-Azhar di Mesir, menulis:
"Tabiat kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan hampir dapat (dikatakan) sama. Allah telah menganugerahkan kepada perempuan sebagaimana menganugerahkan kepada laki-laki. Kepada mereka berdua dianugerahkan Tuhan potensi dan kemampuan yang cukup untuk memikul tanggung jawab dan yang menjadikan kedua jenis kelamin ini dapat melaksanakan aktivitas-aktivitas yang bersifat umum maupun khusus. Karena itu, hukum-hukum Syari'at pun meletakkan keduanya dalam satu kerangka. Yang ini (laki-laki) menjual dan membeli, mengawinkan dan kawin, melanggar dan dihukum, menuntut dan menyaksikan, dan yang itu (perempuan) juga demikian, dapat menjual dan membeli, mengawinkan dan kawin, melanggar dan dihukum serta menuntut dan menyaksikan."